Sabtu, 19 April 2014

Opiniku ( tugas resume artikel)

Monday, 28 December 2009

GAMBAR BUNGA HASIL LOMBA

Oleh
Jajang Suryana


Gambar bertema dalam kegiatan lomba, bahkan menggunakan model, tidak selalu menjadi ikatan penyeragaman bentuk tampilan gambar bagai anak-anak. Terbukti, anak-anak masih bisa bergerak melepas ikatan "keharusan" tema maupun model. Mereka bisa menempatkan kebebasan ekspresi mereka ketika menggambar. Hal ini membuktikan, bahwa anak-anak masih memiliki kesempatan melepas keinginbebasannya, sekalipun ada kekangan.
Kegiatan meniru bentuk, tampaknya juga harus dibuktikan di lapangan, bukan sebagai penghalang kreativitas anak. Di Bali, hampir semua seniman lukis tradisi, seniman patung tradisi, seniman kriya tradisi, berangkat dari pola meniru seniornya. Kegiatan meniru inilah yang kemudian melahirkan begitu banyak seniman Bali yang mengagumkan. Tak ada hambatan bagi mereka untuk menemukan jati-dirinya yang unik, sekalipun awalnya melalui jalur pola peniruan, penurunan. Copy the master menjadi ciri pola pengembangan seni tradisi, yang terkenal di China, misalnya. Bahkan, jika mau merujuk lebih dalam kepada pola kehidupan manusia yang fitrah, kehidupan manusia dibentuk dari pola perilaku meniru dan meniru.



Opiniku
oleh tika rusmayanthi 


Pendapat saya mengenai tulisan diatas adalah Setuju mengenai hal tersebut.
Proses kreativitas pada anak selalu berkembang dan ada pada setiap anak. Kreativitas mereka muncul dari rekaman ingatan dari lingkungan sekitarnya dan proses meniru atau copy  dari suatu gambar yang ingin mereka buat. Setelah melalukan proses penggambaran yang dilakukan dengan tidak sengaja akan keluar imajinasi dan lekukan garis yang berbeda yang muncul. Hal ini akan menimbulkan suatu ide yang baru yaitu mengkombinasikan gambaran dari hasil copy atau meniru dengan gambar yang tehniknya ditemukan sendiri.


        Dengan demikian maka akan memunculkan jati diri yang baru dari anak tersebut. hal ini terjadi karena sang anak telah melewati proses penjajakan (dalam membuat suatu gambar). Sehingga lahirlah suatu kreativitas dengan jati diri yang baru. Jadi wajar saja jika untuk menemukan jati diri seorang seniman akan melalui fase Copy the master  dan pada  akhirnya sang seniman nantinya akan mempunyai ciri khas tersendiri walaupun membuat suatu gambar yang sama dari masternya. 

Pada  pembelajaran di SD bisa diterapkan. karena untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas anak perlu diberikan stimulus atau rangsangan berupa pemberian contoh-contoh gambar atau karya yang akan dibuat. Dari contoh tersebut maka anak akan mencermati, meniru kemudian menambahkan goresan atau gambaran yang baru untuk menambahkan gambaran yang dibuatnya. 

       Dengan  demikian  dari awalnya proses meniru maka anak akan meniru dan menggunakan daya kreatifnya untuk menggambar dan menambahkannya, sehingga akan menjadi suatu gambar yang baru.Walaupun hal ini dilakukan pada saat lomba menggambar. Cukup dengan memberikan contoh gambar bagi anak dan tema yang disebutkan maka anak akan dapat membuat suatu karya yang baru. 

jadi kreativitas, imajinasi dan proses meniru berpengaruh dalam diri anak dalam mengekspresikan pikiran mereka melalui goresan di atas kertas.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar